Heboh...! Beredar Video Orangtua Protes di Sidang Akpol, Ini Komentar Polri. Berikut video Selengkapnya.....
Beredar video sejumlah orangtua murid
melakukan protes pada sidang penetapan lulus taruna akademi kepolisian (Akpol)
dan sidang lulus sementara tamtama Polri Tahun Ajaran 2017 di Polda Jawa Barat.
Seperti dipantau Kompas.com, video berdurasi 2 menit 17
detik tersebut nampak berlatar di sebuah ruangan yang jadi tempat sidang.
Nampak sejumlah orangtua para taruna sudah protes dengan
nada tinggi di ruang sidang.
"Rangking 15 dari 23 tidak bisa masuk, hah!!...pakai
ini," ujar seorang bapak, sambil mengangkat telunjuknya di kepala seperti
dalam tayangan video.
Tak hanya bapak-bapak, sejumlah ibu-ibu juga nampak terlihat
kesal.
"Diolah, diolah, diolah terus diolah ini, angka-angka
ini diolah semuanya," ujar seorang wanita.
"Untuk apa di luar Pak, enggak usah tes aja deh, enggak
usah, tunjuk aja orang-orangnya siapa yang mau lulus gitu aja," seru
seorang perempuan lagi.
"Tanggapan panitia apa? Panitia jangan diam aja. Mana
panitia," teriak seorang pria lagi.
Seorang berbaju putih telihat sedang menenangkan seorang
bapak yang nampak kesal.
"Saya enggak terima Pak, entar dulu Pak," ujar
pria tersebut seolah tak mau meredam amarahnya.
Para orangtua yang kesal nampak riuh dengan berbagai argumen
mereka. Situasi di ruangan tersebut nampak di jaga oleh petugas provost polisi.
Ada pula pria yang diduga peserta seleksi Akpol nampak
menangis.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris
Besar Martinus Sitompul saat dikonfirmasi menyatakan, Mabes Polri akan
mempelajari video yang beredar tersebut sebelum memberi kesimpulan mengenai
kejadian tersebut.
Namun, Martinus mengakui pihaknya sudah mendengar kabar
adanya orangtua yang tidak puas soal sidang Akpol ini.
"Sampai saat ini memang ada informasi bahwa ada
ketidakpuasan masyarakat, tentu ini akan kami dalamin, kami pelajari. Bila
nanti ini terkait dengan adanya satu pelanggaran-pelanggaran tentu akan kita
tindak lanjuti," ujar Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/6/2017).
Martinus mengatakan, pada prinsipnya dalam penerimaan calon
anggota, Polri menerapkan prinsip "Betah" yang merupakan akronim dari
bersih, transparan, akuntabel dan humanis.
"Di mana setiap tes itu kita sampaikan nilainya,
sehingga sejak awal orang tahu, nomor urut berapa dia, dan kira-kira dia masuk
atau tidak, seperti itu. Jadi secara terbuka, di mana-mana sudah dilakukan
seperti itu," ujar Martinus.
Martinus mengatakan, sistem penerimaan berdasarkan kuota.
Setiap Polda memiliki kuota masing-masing.
Ada hitungannya tersendiri untuk menentukan kuotanya berapa.
Misalnya, jika ada 100 orang peserta, minimal 5 sampai 10 persennya yang
diambil untuk selanjutnya mengikuti tes lagi di tingkat pusat di Akpol
Semarang.
Dengan mengikuti tes lagi, kata dia, diharapkan Polri
mendapat calon anggota dengan kompetensi terbaik.
Nantinya di tingkat pusat, peserta dengan nilai terbaiklah
yang disebut akan diterima.
"Kalau sudah tingkat pusat maka nilai yang terbaik yang
akan diterima," ujar Martinus.
Berikut video selengkapnya:
Sumber: Kompas
Post a Comment